Suasananyayang tenang pun mampu mendamaikan hati ini.Dalam perjalanan dari Nusa Dua menuju ke Uluwatu, saya melihat sesuatu yang unik. Nama tempat tersebut ialah Pusat Peribadatan Puja Mandala. Ada 5 bangunan di sini. Masing-masing bangunan dalam lokasi tersebut merupakan tempat ibadah umat Islam, Katholik, Protestan, Buddha, dan Hindu. 1. Duakecambah diletakkan pada dua tempat yang berbeda, yang satu ditempat gelap dan yang lain di tempat terang. Kecambah di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat panjang daripada kecambah di tempat terang. Biji akan lebih cepat berkecambah ketika ditempatkan dalam lingkungan yang gelap. Hal ini membuktikan bahwa cahaya berpengaruh terhadap Dankalau terlewat maka ibadah umrohnya menjadi tidak sah. Nah kali ini saya akan bagikan beberapa tempat yang dikunjungi ketika ibadah Umroh. Tempat-tempat tersebut memiliki sejarah yang amat penting dalam Ibadah. Sebagai bahan evaluasi diri seseorang bagi keimanannya. Berikut tempat-tempat yang harus dikunjungi ketika umroh : 1. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Jakarta - Memiliki waktu libur hanya sehari dapat dimanfaatkan dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang unik. Misalnya, wisata religi di kota Jakarta, misalnya, terdapat beberapa tempat ibadah bersejarah yang jaraknya berdekatan. Yaitu Gereja Imanuel, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, Klenteng Sin Tek Bio, dan Kuil yang dikeluarkan pun cukup murah, Anda hanya perlu memberikan sumbangan secara sukarela di setiap rumah ibadah Gereja ImmanuelUntuk memulai perjalanan, Gereja Immanuel dapat menjadi pemberhentian pertama, letaknya sangat dekat dengan Stasiun Gambir. Jika Anda berkunjung pada hari Minggu pukul Anda dapat menemukan keunikan dengan mendengar penggunaan Bahasa Belanda dalam ibadah yang dibangun tahun 1835 dan diresmikan pada 1839 ini termasuk salah satu gereja tertua di Gereja KatedralGereja Katedral merupakan rumah ibadah bagi umat Katolik yang berada di Jalan Katedral. Anda dapat berjalan kaki beberapa ratus meter dari Gereja Imanuel atau menggunakan moda transportasi. Akses masuknya cukup mudah karena memang banyak pelancong yang sungkan jika Anda menggunakan atribut keagamaan seperti jilbab. Bangunan yang megah dan arsitektur dengan gaya neo-gotik Eropa sayang untuk Masjid IstqilalIklan Masjid Istiqlal terletak di seberang Gereja Katedral. Masjid ini dibangun pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno. Letak masjid yang berdekatan dengan Gereja Imanuel dan Gereja Katedral ini bukan tanpa alasan, hal ini merupakan cerminan semangat bhineka tunggal ika para pendiri terbesar ketiga di dunia ini bisa menampung sekitar 200 ribu orang. Selain memiliki simbol-simbol agama, masjid ini juga memilik makna-makna sejarah Indonesia pada Klenteng Sin Tek BioKlenteng Sin Tek Bio atau Klenteng Kwan Im Bio beraliran Konghucu-Buddha, berada di tengah Pasar Baru. Untuk menemukannya jangan sungkan bertanya kepada warga sekitar. Keunikan yang dapat Anda temui di dalamnya adalah terdapat makam seorang baba’ yaitu etnis Cina yang menikah dengan etnis banyak sekali simbol dan patung Sun Go kong dan Dewi Kwan Im, lilin-lilin berukuran besar yang terus menyala menghangatkan suasana dalam Sikh TempleSikh Temple atau Kuil Sikh merupakan tempat ibadah beraliran Sikh’ yang berkembang pesat di India Utara. Uniknya, setiap hari kuil ini menyediakan makanan gratis untuk umum. Anda bisa mencicipi makanan khas India dan teh tarik secara cuma-cuma jika datang di pagi untuk memasuki kuil ini adalah wajib menggunakan penutup kepala, pihak kuil menyediakan penutup kepala bagi yang tidak QURANI MAGANG - Masjid Istiqlal berdampingan dengan gereja Katedral. Siapa sangka, ada kisah menarik soal pemilihan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal yang berdampingan dengan Gereja Katedral di Jakarta. Sebagian orang mungkin menangkap kesan bahwa dua ikon tempat ibadah tersebut adalah contoh paling mudah untuk menggambarkan toleransi beragama di Indonesia. Namun, kisah di balik hal ini ternyata tidak sesederhana itu. Ide membangun Masjid Istiqlal sebagai masjid nasional sudah muncul sejak tahun 1950 atau tidak lama setelah pengakuan kedaulatan secara penuh dari Belanda kepada Indonesia. Namun, usul ini baru diajukan kepada Presiden Sukarno pada Karno menyambut baik usulan tersebut. Tapi, urusan tak lantas selesai sampai di situ. Pemilihan lokasi pembangunan masjid sempat memantik silang pendapat antara Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad dari buku berjudul Friedrich Silaban 2017 karya Setiadi Sapandi, Hatta menyarankan agar Masjid Istiqlal didirikan di lokasi yang saat ini menjadi tempat berdirinya Hotel Indonesia atau di Jalan Thamrin sekarang. Pertimbangannya, lokasi tersebut berada di lingkungan muslim dan tersedia lahan yang cukup kurang setuju jika masjid nasional itu dibangun di kawasan Pasar Baru lantaran lokasi tersebut banyak terdapat bangunan-bangunan lama peninggalan Belanda. Hatta, tulis Sapandi, beralasan “akan mahal karena harus membongkar bekas benteng” apabila Masjid Istiqlal didirikan di lokasi tersebut. Di sisi lain, Sukarno tetap menghendaki agar pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan di dekat sekitar Pasar Baru, tepatnya di Taman Wilhelmina dan dekat benteng kuno Belanda. Seperti yang dikhawatirkan Hatta, anggaran untuk membangun masjid di tempat itu pasti amat besar. Namun, presiden tetap Bung Karno, masjid nasional harus berdekatan dengan bangunan simbol negara lainnya, seperti Istana Negara. Terlebih lagi, di sekitar lokasi itu berdiri Gereja Katedral. Disebutkan dalam buku Sejarah Gereja Katolik Indonesia 1972 terbitan Majelis Agung Waligereja Indonesia, pendirian gereja bersejarah ini sudah dilakukan sejak 1892 dan diresmikan pada 21 April Soekarno Masjid Istiqlal Berdampingan dengan Gereja Katedral Sukarno tampaknya ingin menyampaikan pesan bahwa bangsa ini memiliki semangat persatuan dan toleransi beragama yang sangat kuat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Itulah alasan utama mengapa sang presiden menginginkan Masjid Istiqlal harus dibangun dekat dengan Gereja Katedral yang menjadi pusat kegiatan umat Kristiani di yang terpilih sebagai arsitek pembangunan Masjid Istiqlal bernama Fredrerich Silaban, seorang pemeluk Nasrani dan anak pendeta Kristen Protestan di tanah Batak, Sumatera Utara. Pemilihan ini dilakukan setelah digelar suatu sayembara. Namun, proses pembangunan masjid nasional berjalan lambat karena banyaknya persoalan yang harus dihadapi negara pada saat itu, terutama persoalan-persoalan politik yang berujung pada terjadinya peristiwa Gerakan 30 September G30S 1965. Masjid Istiqlal akhirnya selesai dibangun pada 1961. Saat itu, pengaruh Sukarno sudah meluruh, digantikan oleh Soeharto dengan Orde Barunya. Namun, masjid ini baru diresmikan pada 22 Februari 1978 oleh Presiden Masjid Istiqlal Masjid Istiqlal berlokasi di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut lapangan Medan Merdeka yang ditengahnya berdiri Monumen Nasional Monas.Di seberang timur masjid ini berdiri Gereja Katedral Jakarta, ini juga sebagai simbol toleransi antaragama karena lokasinya berseberangan dengan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Masjid Istiqlal memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja utama masjid dimahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar tampung Masjid Istiqlal bisa melebihi dari dua ratus ribu jamaah. - Sosial Budaya Penulis Oryza AditamaEditor Iswara N RadityaPenyelaras Yulaika Ramadhani Nusa Dua - Indonesia punya banyak bukti hidup antar umat beragama yang rukun dan damai. Di Nusa Dua, Bali ada Puja Mandala, area dimana 5 rumah ibadah saling bersebelahan dengan agama seharusnya tidak menjadi halangan bagi masyarakat Indonesia untuk hidup dengan damai. Jika berkunjung ke daerah Nusa Dua di Bali, sempatkanlah mampir ke Puja Mandala untuk melihat salah satu bukti damainya perbedaan agama yang beriringan dengan Mandala merupakan sebuah komplek area rumah ibadah lima agama sekaligus. Dimulai dari yang kiri ke kanan, adalah Masjid Agung Ibnu Battutah, Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa, Vihara Buddha Guna, Gereja Protestan GKPB Jemaat Bukit Dua serta Pura Jagatnatha. Melihat lima rumah ibadah yang saling berjajar di satu area Puja Mandala, sungguh sangat menyejukkan hati. Hanya kurang kelenteng yang merupakan tempat ibadah umat Konghucu saja, maka lengkaplah semua tempat ibadah dari enam agama yang diakui di Indonesia.Randy/detikTravelSekilas, kondisi tersebut mengingatkan akan Bukit Kasih di Minahasa yang juga memiliki lima tempat ibadah sekaligus dalam satu tempat. Kesejukan yang sama juga dapat dilihat dari lokasi Gereja Katedral Jakarta dan Masjid Istiqlal serta beberapa lainnya yang terletak lokasi rumah ibadah yang berjajar, komplek rumah ibadah Puja Mandala juga saling berbagi parkiran untuk kendaraan. Jadi ke mana pun Anda beribadah, parkirnya tetap di dalam satu area bersama yang telah Mandala juga menjadi simbol dari toleransi antar umat beragama di Bali. Di tengah peristiwa pembakaran masjid hingga gereja yang belakangan terjadi, dapat melihat tempat ibadah yang saling berjajar memang sungguh menyejukkan.Randy/detikTravelBahkan tidak sedikit turis yang singgah ke Puja Mandala untuk melihat keunikannya. Selain mengagumi toleransi yang ada, tidak sedikit juga yang berfoto di depan sejumlah rumah ibadah. Salah satu yang menjadi favorit adalah Vihara Buddha Guna yang tampak seperti vihara di Thailand dengan ornamen keemasan serta patung Dewata Bali memberi contoh toleransinya yang tinggi antar umat beragama. Sekiranya hal tersebut juga dapat menjadi contoh bagi saudara-saudara setanah air di daerah lain Indonesia, bahwa perbedaan bukan menjadi halangan untuk berjalan beriringan dan saling mengerti satu sama mau mampir, komplek rumah peribadatan Puja Mandala berada di daerah Nusa Dua. Lokasinya berada tidak jauh dari STP Hotel atau Sekolah Tinggi Pariwisata. Perbedaan itu indah!Randy/detikTravel rdy/fay

letak dua tempat ibadah yang berdekatan membuktikan bahwa